Doma adalah seorang penipu. Suatu hari ia mengisi sebuah guci dengan tanah liat. Bagian alasnya lalu ditutup dengan selapis mentega. Doma lalu pergi ke pasarView More
Tag: Cerita Pendek
Rasanya Tergusur (2)
Sambungan: Rasanya Tergusur (1) Reno ditarik masuk oleh ibunya. Di luar keadaan makin tak terkendali. Terjadi perlawanan dari penduduk. Banyak yang terluka, baik petugas maupunView More
Ayah, Hadiah Terindahku (1)
Sore itu hujan berderai di luar rumah. Ayah datang lima menit setelah aku melamun sendirian di sisi jendela kamar. Ia menyodorkan secangkir the untukku, laluView More
Studi Tour ke IPB (1)
Hari Rabu, 15 Februari 2006, kami murid-murid kelas 3, 4 dan 5, para guru Serta staf SDIT Ulul Albab seluruhnya pergi ke Kampus Institut PertanianView More
Rasanya Tergusur (1)
“Cepat kemasi barang-barang kamu, No!” perintah ayah. Dengan sigap Reno memasukkan barang-barangnya ke dalam tas, termasuk buku-buku sekolahnya. “Kampung kita akan digusur juga. Sudah adaView More
Cinta Senja (2)
Sambungan: Cinta Senja (1) “Ada apa?” tanya Isna seperti menangkap suasana hati Ran. “Tidak… mm… lebih baik kamu segera pulang,” kata Ran dengan nada tegas.View More
Jangan Pergi, Keti! (2)
Sambungan: Jangan Pergi, Keti! (1) “Aris! Kamu mau ke mana lagi Nak? Hujannya masih deras,” sergah ibu. “Tapi bu, Keti masih ada di lapangan. KasihanView More
Cinta Senja (1)
Isna tak enak hati. Matanya menerawang jauh ke jendela. Ia gelisah. Bagaimana tidak? Jika belakangan ini ia sering terbayang sosok yang sering menghantuinya. Ran. SemingguView More
Kemurnian Sahabat (1)
Sani, itulah nama yang diberikan oleh ayahku, tepatnya Sani Anggraeni. Begitu indahnya nama yang diberikan kepadaku dan aku sangat bahagia memiliki ayah yang sangat baikView More
Segelas Air Teh Hangat (2)
Sambungan: Segelas Air Teh Hangat (1) Tanpa pamit dan botol minuman, akhirnya aku berangkat ke sekolah untuk berbuka bersama. Aku juga tidak berharap ibu membawaView More