Kepada Pemerintah Mendatang lalu kau menghilang Seberang membawa pedang memancar api Seperti caya hendak diberi pada penghilangan Kami menetap dalam jarak tak sanggup untuk berbuatView More
Author: tlabo
Jangan Pergi Kawan (2)
Sambungan: Jangan Pergi Kawan (1) Aku berjalan mengendap-endap sambil memegang tempat sabun menuju kamar. Ketika sudah di depan pintu kamar, aku merasa lega karena akuView More
Berbakti Kepada Ayah Bunda
Bundaku yang kucintai Berapa besar pengabdianmu Kau tlah membesarkan dan mendidikku Hingga kini aku tumbuh dewasa Ayahku yang kusayangi Aku dapat bersekolah jua karena dirimuView More
Kue Lapis Harapan (2)
Sambungan: Kue Lapis Harapan (1) “Maaf, Nduk. Dengan keadaan Ibu yang seperti ini, mungkin Ibu tak bisa membiayai kuliah kamu nanti,” suara Ibu bergetar. AirView More
Tentang Kesetiaan
Sementara air mata kesedihan menjadi saksi dalam tangisan Pelajaran kesetiaan sulit untuk diterapkan Dan tak pernah tercapai seperti yang ada dalam impian Pun air mataView More
Jangan Pergi Kawan (1)
Hari Jumat pertengahan bulan April ini, cuaca di pondok agak mendung. Aku sedang kerja bakti di sekolah karena tiga hari lagi Ujian Nasional akan dilaksanakan.View More
Kota Pagi
Masih ada kehidupan Sampai senja berdiri tegak Kehidupan terus berjalan Matahari menggeliat, memampar mata-mata tertutup Muliu beradu dengan ayam yang berkokok Dan embun yang membuatView More
Jangan Pergi, Keti! (1)
Terik panas di siang Sabtu membuat Aris hanya bisa bersantai-santai sambil memainkan seekor kucing, Keti namanya. Ia adalah kucing kesayangan Aris. Kucing yang berbulu putihView More
Aku-Nya
Benang-benang kulitmu, Menggapai ujung-ujung tubuhku, Menelan dan merasuki hampir seluruhnya. Apa mau dikata, tapi aku jatuh cinta Jeratannya sederhana meski bukan di tatapan pertama. Tuhan,View More
Sajadah Surga Zanto (2)
Sambungan: Sajadah Surga Zanto (1) “Duarrrrr!!!” teriak Zapin. “Astaghfirullah lu, Pin, ngagetin aja.” “Elu sih, minggu belakangan ini hobi banget nongkrong di sini, banyak kerjaanView More