Sajadah Surga Anak (2)

Sajadah Surga Zanto (2)

Sambungan: Sajadah Surga Zanto (1)

“Duarrrrr!!!” teriak Zapin.
“Astaghfirullah lu, Pin, ngagetin aja.”
“Elu sih, minggu belakangan ini hobi banget nongkrong di sini, banyak kerjaan tuh. Ntar ga bisa beli baju buat lebaran, loh. Mau lu pake baju tengik ginian? Kerja gih sana!”
“Malas ah, lagi pula hari ini udah dapat 18 ribu kak. Lima ribu buat ditabung, lima ribu disedekahin, trus delapan belas ribu buat beli makanan buka puasa. Ntar. Cukup kan, sekarang waktu gue buat bersenang-senang dengan Al ‘Quran lagi. Gak harus baju baru kok buat lebaran yang penting bersih jiwa dan raga,” jelas Zanto
“Ah, payah lu! Cari duit tu gak perlu dipatokin, cari sebanyak-banyaknya. Apalagi disedekahin, orang melarat kayak kite neh butuh sedekah bukan bersedekah.”

Gema takbir memenuhi jalan, namun kesedihan mendifraksi di mata Zanto. A harus bersama sahabatnya, Dino, di ruah sakit akibat tusukan belati sore tadi di pelataran toko baju. Tragedi pencopetan beralih menjadi perang senjata akibat perlawanan Dino agar mendapatkan uangnya kembali untuk membeli pakaian lebaran.

“Din, sa-ki-t ba-nge-tt ya?” kata Zapin tersengal.
“Lebih sakit melihat kalian harus bertengger di sini. Seharusnya kalian tidak perlu membawa gue ke rumah sakit. Biarin aja gue mati sekalian. Zanto kehilangan sajadah impiannya, lo ga bakalan lagi bisa punya sepatu Dahlan yang sudah lama lu incar. Semua karena gue,” isak Dino.
“Gak Din, ini memang sudah harus terjadi atas kehendak Allah,” nasehat Zapin.
“Mana Zanto?”
“Sedang ngurus administrasi rumah sakit.”

Pagi Idul Fitri yang disambut senyum sumringah mentari sembari menatap sendu Dino yang terbaring dan ditemani oleh karib setianya, Zapin. Sedangkan Zanto, seusai menunaikan Salat Id, Ia menjemput sajadah surganya di alam barzakh.
Sangat mengejutkan. Seantero jama’ah Masjid Baitul Jannah digemparkan oleh seorang anak yang meninggal tepat dalam sujud terakhir salat. Allah telah membeli tabungan Zanto dengan bentangan sajadah surga yang tak terlukiskan indahnya. Tempat di mana ia dapat bermesraaan dengan Allah selamanya di makam yang penuh kenikmatan.

M. Adwan Yomi
Yogyakarta

Sumber: Kuntum, 369 Oktober 2015

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *