Jangan Pergi Kawan (1)

Hari Jumat pertengahan bulan April ini, cuaca di pondok agak mendung. Aku sedang kerja bakti di sekolah karena tiga hari lagi Ujian Nasional akan dilaksanakan. Aku dan teman-teman sekelasku menyapu lantai jendela yang kotor berdebu.
Jam yang bersandar di dinding kelas menunjukkan pukul sembilan ketika kerja bakti usai. Dikarenakan waktu Shalat Jumat masih lumayan lama, aku mengajak Rofiki bermain sepakbola di lapangan sekolah. Teman sekelasku yang berambut ikal dengan tubuh agak kurus itu mengiyakan ajakanku. Setelah meminjam bola di kantor sekolah, kami pun mulai bermain. Teman-teman lain berdatangan dan ikut bermain bersama kami.

Waktu Shalat Jumat mulai dekat.
“Berhenti, berhenti. Ayo mandi. Sebentar lagi adzan!” Ustadz Marzuki muncul dari balik gedung sekolah. Ustadz berkuit putih dengan kumis tipis itu menyuruh kami berhenti sambil mengacung-acungkan sebuah tongkat bambu. Pengurus keamanan Pondok tersebut terkenal galak sehingga tidak aneh bila ke mana-mana ia selalu memegang tongkat bambunya. Kami yang melihatnya langsung bubar seketika seperti kawanan rusa saat melihat seekor singa jantan di hutan rimba.

Aku kembalikan bola yang tadi kupinjam di kantor. Pondok dan sekolahku letaknya sangat berdekatan. Sepulang dari kantor aku langsung mengambil tempat sabun dan pergi ke kamar madi. Seperti biasa, aku harus mengantri di luar pintu kamar mandi yang dibangun berjajar.
Kulihat Rofiki yang keluar dari gerbang pondok tanpa membawa tempat sabun. Ia berjalan menghampiriku, “Ikut aku yuk!” ajak Rofiki.
“Mau ke mana, Ki?” tanyakku.
”Jalan-jalan!”
”Jalan-jalan? Tapi ini sudah mau adzan.”
”Ayolah…! Adzan masih lama!”
”Tidak, Ki?” aku takut ditakzir Ustadz.
”Ya sudah kalau tiak mau. Aku tidak maksa kok!” gumamnya sebelum pergi.

Tak lama kemudian, pintu kamar mandi tempatku antre terbuka. Aku pun masuk, lalu mandi. Aku baru selesai mandi ketika teman-temanku sudah banyak yang berangkat ke masjid.

Bayhaki A. Khalili
Sumber: Kuntum, 354 Juli 2014

Bersambung: Jangan Pergi Kawan (2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *