Johan dan Burung Kenari

Johan dan Burung Kenari (1)

Awan biru terlihat berarak melintasi sebuah desa kecil yang bernama Gergunung. Di desa itu tinggallah seorang petani bersama istri dan seorang anak laki-lakinya yang bernama Johan. Bapak Johan bernama Seno, sedang ibunya adalah Wulan. Pak Seno dan ibu Wulan sangat menyayangi Johan. Setiap kali pergi ke ladang untuk mencari ubi mereka selalu mengajak Johan. Di tengah-tengah kegiatan mereka mencari ubi, Johan berteriak kegirangan dan menarik lengan bapaknya, “Pak, itu apa namanya?” Johan menunjuk binatang yang hinggap di pohon mahoni. “Itu burung kenari nak!”

Selang beberapa menit anaknya bertanya lagi, “Kalau itu suara apa bu?” Ibu Wulan mencermati suara yang dimaksud anaknya, “Itu suara burung kenari yang kau lihat tadi anakku.”
Dalam perjalanan pulang Johan bertanya lagi saat melihat onggokan rumput yang disusun membentuk setengah lingkaran?” Pak Seno menjelaskan dengan sabar bahwa itu adalah rumah atau sarang burung kenari yang tadi telah dilihat dan didengar oleh anaknya.

Sampai di rumah, Johan mendadak berlari menuju teras rumah dan memanggil bapak dan ibunya untuk segera keluar, “Pak lihat itu burung apa, suaranya bagus sekali!”
“Nak, itu kan burung kenari sama seperti yang kau lihat di ladang tadi.”

Hari telah berlalu. Johan kini sudah semakin besar. Tapi kini Johan menjadi anak yang sering marah kepada orangtuanya. Suatu hari pak Seno dan bu Wulan mengajak anak mereka itu pergi ke ladang seperti yang biasa dilakukan ketika Johan masih kecil dulu.

Mamby
Sumber: Si Dul 44 Juli 2008

Bersambung: Johan dan Burung Kenari (2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *