Johan dan Burung Kenari 2

Johan dan Burung Kenari (2)

Sambungan: Johan dan Burung Kenari (1)

Sampai di ladang pak Seno menunjuk seekor burung yang hinggap di pohon randu, “Itu burung apa nak namanya?” “Itu burung kenari pak,” jawab Johan singkat. Setelah itu giliran ibunya yang bertanya, “Kalau itu suara apa nak?” “Ah ibu, itu kan suara burung kenari, masa tidak tahu sih?” Johan menjawab pertanyaan ibunya dengan nada kesal. Ketika memanjat pohon pak Seno memperlihatkan sarang kenari kepada anaknya dan menanyakan kepada anaknya apakah benda yang dipegangnya itu. “Kalo ini,” Johan semakin jengkel dengan orang tuanya, “Ibu dan bapa ini bertanya terus sih, jelas-jelas itu sarang kenari kok masih bertanya.”

Akhirnya mereka bertiga pulang, Johan langsung menuju kamarnya untuk bersantai, tapi bapaknya memanggil agar segera ke teras rumah, “Nak sini, coba lihat kalau itu burung apa ya?” “Bapak ini kok pikun tho? Itu kan burung kenari sama seperti tadi,” Johan hilang kesabaran dan menjawab pertanyaan bapaknya dengan kasar. Pak Seno terdiam sejenak kemudian ia mengambil buku kecil yang ada di lemari pakaian lantas menyerahkan kepada anaknya untuk dibaca,”Bacalah nak.” Johan menuruti permintaan bapaknya dan mulai menangis bahwa dulu ternyata ia juga selalu bertanya kepada kedua orang tuanya tetapi selalu dijawab dengan halus tidak seperti dirinya sekarang yang menjawab dengan kasar dan tidak sabar.

Nah adik-adik jangan seperti Johan ya, kita harus sabar kepada orang tua yang telah mendidik dan merawat kita.

Mamby
Sumber: Si Dul 44 Juli 2008

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *